Pria Dayak sedang menyumpit |
Sasaran telah ditentukan, posisi tangan memegang erat sebuah kayu berlubang dari depan ke belakang, mirip sebuah pipa dengan panjang 2 meter yang berisi amunisi khusus. Bagian depan benda itu ditempelkan ke mulut, Pipi mengembung, konsentrasi penuh dan mata tertuju pada sasaran. Setelah pertimbangan selesai, melesatlah amunisi menuju target. Gaya menyumpit ini diperagakan oleh Stepanus, seorang aktivis olahraga tradisional Kalbar.
Tepat 19 Mei 2013, Tim Sporta menuju kediaman Stefanus di Jalan
Purnama, Gang Purnama permai. Kedatangan kami untuk mewawancara beliau
tentang olah raga tradisional Sumpit. Dari kejauhan sudah terlihat plang nama panyekuban pu damak,
pelestarian seni dan olah raga tradisional. Tak jauh dari plang,
terlihat mobil jeep, vespa dan mobil ambulans. Empat kali pintu telah
diketuk, tak lama keluar seseorang berbadan tegap dengan tinggi sekitar
165 cm, berambut pendek berwarna hitam, kulit sawo matang, kumis lumayan
tebal. Memakai baju bewarna biru dan celana panjang bewarna hitam serta
sendal bewarna merah. Tenyata beliau adalah Bapak Stefanus, tersenyum
dan ramah sekali.
Sumpit di Kalimantan Barat, berasal dari budaya dan digunakan oleh
suku dayak untuk berburu. Stefanus mengatakan sumpit ini tidak hanya di
Kalimantan Barat atau dari suku Dayak saja. Sumpit juga ada di Irian
Jaya, ada juga di Nias dan Bali,. “Di Thailand di daerah perkampungannya
waktu itu saya sempat kaget, mereka memainkan sumpit juga. Dan saya
juga tidak bisa mengklaim sumpit ini memang asli dari dayak atau bukan.
Karena di Indonesia di daerahnya juga banyak yang memainkan sumpit”,
tambahnya.
Perlu cara khusus dalam pembuatan sebuah sumpit dan memerlukan waktu
yang cukup lama. “ Sekarang cara pembuatan sumpit menggunakan kayu yang
berbentuk segi empat di belah dan di buat lubang. Setelah itu masukan
pipa lalu di lem, baru di dempul dan di cat,” jelas Stefanus. Pembuatan
sumpit zaman dahulu dan zaman sekarang banyak perbedaannya. “Kalau
dahulu batang sumpitnya tidak di belah. Kayu atau batang sumpitnya di
dirikan dan di buatkan tangga, supaya bisa memasukan mata bor, lalu mata
bor di putar terus menerus sampailah tembus. Sistem perlubangan, dahulu
menghitungnya dari awal bulan istri hamil sampai melahirkan,” jelasnya
Stepanus sambil tertawa kecil.
Harga sebuah sumpit lumayan mahal. “Kalau yang biasa sekitar 1 juta
sampai 2 juta saja, itu pun bisa di produksi secara banyak. Kalau yang
aslinya mau mencapai puluhan juta. Seperti yang saya punya, di pinta 30
juta rupiah,” ungkap Stefanus.
Stefanus menjelaskan, kayu yang digunakan untuk pembuatan sumpit
berupa jenis bengkirai dan ulin. Ada juga yang dari kayu biasa. Untuk
ukuran panjang batang sumpit 2 meter sampai 3 meter. Diameter lubang
kurang lebih 2 cm. Untuk damak atau di sebut juga peluru sumpit 15 cm
sampai 20 cm, yang biasa di beri busa dan terbuat dari batang nibung.
“Tetapi sekarang damak sudah terbuat dari viper”, tambahnya.
Jarak tembak
sumpit ke target didalam suatu even berdasarkan kriteria tertentu
dengan nilai tembakan berkisar 40-100 poin. Untuk anak-anak jarak tembak
ke target sejauh 15 m, dan dewasa sejauh 50 m.. “Tetapi itu lah
keunikan dari sumpit ini, walapun jauh jaraknya tapi kadang bisa kena
sasaran”, jelasnya.
Bicara masalah tehnik olah raga tradisional sumpit ini Stepanus
mengungkapkan, ada tiga pokok yang harus di perhatikan. Yang pertama
pernapasan, kedua konsentrasi dan ketiga kekuatan tangan. Hal ini juga
kalau konsentrai oke dan tangan oke tapi napas tidak kuat, jadi tidak
bisa juga. Kalau nafas oke , tangan oke tapi konsentras tidak , tidak
bisa juga. Kalau nafas oke dan konsentras oke. Tapi tangan tidak kuat,
maka goyang tidak bisa juga. “Jadi hal ini memerlukan konsentrasi dan
keseimbangan kuat”, ungkapnya sambil mempraktekkannya.
Beliau juga menghimbau, Sebelum memulai sumpit, kita pemanasan dulu.
Seperti melatih keseimbangan, latihan tangan kaki dan ini juga sama
dengan olah raga karate. “Karena anak-anak yang pandai karate pasti bisa
main sumpit, karena pernafasnya sudah terlatih”, imbuhnya.
Harapan beliau, Kepada pemerintah sederhana saja, ketika kita melihat
negara-negara lain, seperti Malaysia dan Thailand mereka bisa menjual
olah raga tradisioanal sumpit ini, bekerja sama dengan Dinas Parawisata
sehingga mendatangkan pendapatan. Nah mengapa kita tidak buat? “Kepada
masyarakat , karena ini merupakan aset bangsa, mari kita lestarikan, itu
aja”, tambahnya
sumber | http://sportakalbar.com/olah-raga-tradisional-sumpit/. Diakses : 21 Juni 2015. | . 2014. Olah Raga Tradisional “SUMPIT”. (Online)