Gereja Katedral Santo Yoseph yang telah berdiri sejak 9 Desember 1909
merupakan gereja tertua di Paroki Keuskupan Agung Pontianak. Tidak bisa
dipungkiri, bangunan gereja yang sudah berumur lebih dari 100 tahun ini
sudah tidak lagi cukup untuk menampung jumlah umat Katolik yang semakin
bertambah di Pontianak. Hal ini terlihat jelas pada setiap misa hari
Minggu yang walaupun sudah dilakukan sebanyak 4 kali, sejumlah umat yang
hadir tidak tertampung lagi dan harus rela berdiri untuk dapat
mengikuti misa.
Menanggapi kondisi tersebut maka diputuskan untuk membangun kembali gereja ini agar di masa yang akan datang dapat menampung lebih banyak umat. Bukan sekedar pemugaran, pihak pengurus gereja berencana mengganti dengan bangunan yang benar-benar dengan pertimbangan bahwa gereja ini telah dipugar selama 3 kali sejak berdiri dan terakhir adalah 49 tahun yang lalu tidak membuahkan hasil yang berarti. Dinding kayu yang sudah tua dan lapuk merupakan salah satu pertimbangan untuk dilakukan pembangunan ulang.Akhirnya pada tahun 2011, bangunan gereja mulai dirobohkan.Ketua pembangunan gereja, Ny. Federika Cornelis mengaku pada awalnya panitia mengalami kesulitan mendapatkan dana untuk membangun gereja. Namun seiring berjalannya waktu dan tak lepas dari karunia Tuhan, sumbangan pun semakin banyak mengalir dari berbagai pihak.
Bangunan gereja dirancang oleh arsitek asli dari Kalimantan Barat didampingi Tim Asistensi Pembangunan Gereja. Model gereja mengacu arsitektur klasik "Corinten" yang terlihat dari kubah bulat sebagai kubah utama dan diatasnya ada kubah kecil lagi yang disebut "Rotunda". Konstuksi kubah utama menggunakan space frame atau rangka ruang merupakan konstruksi yang terbilang canggih di Kalimantan Barat dan pertama kali digunakan untuk bangunan gereja. Bangunan yang mengambil gaya gothic dan berpatokan pada patron zaman Bizantium pada abad ke-4 diharapkan bisa sedikit menyerupai kemegahan Basilika Santo Petrus di Kota Vatikan dan dapat menjadi kebanggaan masyarakat Pontianak terutama kalangan gereja.
Pembangunan gereja telah memasuki tahap akhir dan telah diresmikan pada tanggal 19 Desember 2014 oleh Gubernur Provinsi Kalimantan Barat, Drs. Cornelis, MH. Gedung Gereja Katedral yang baru memiliki dua lantai yang dipakai untuk misa dan dapat menampung sekitar 3000 umat. Ada basement yang berfungsi sebagai tempat parkir, Plaza Maria, ruang adorasi, dan ruang abu yang dilengkapi dengan AC central dan lift. Memasuki gereja, gaya klasik Eropa langsung terasa. Cahaya menyembul dari kaca-kaca besar berwarna warni dengan hiasan gambar-gambar religius seperti pada gereja di Eropa. Ornamen bernuansa Dayak tampak dominan dan ukiran khas Dayak mengelilingi dinding gedung. Uniknya, tidak semua barang di dalam gereja adalah baru, Altar dan pintu utama gereja menggunakan kayu berlian yang diambil dari pilar gereja Katedral lama untuk mengenang bangunan gereja sebelumnya.Ada juga patung burung ruai dari kayu berlian di halaman gereja. Di pelataran juga berdiri patung Santo Yosef berukuran raksasa.
Pencapaian pembangunan gereja wajib disyukuri bersama dan merupakan upaya untuk memberi pelayanan yang lebih baik kepada umat agar dapat lebih nyaman berbakti dan memuliakan nama Tuhan. Gereja adalah tempat ibadah dan sebagai sarana untuk mendalami agama harus dapat dipergunakan sebaik-baiknya dan diharapkan secara langsung dapat memberikan pengaruh positif kepada masyarakat serta berpartisipasi bersama umat lain dalam mewujudkan suasana yang aman, tenteram, damai dan sejahtera, baik secara internal, dengan gereja maupun umat lain. Pemberkatan meriah akan dilaksanakan pada tanggal 19 maret 2015 yang bertepat dengan Hari Raya Santo Yoseph.
- Misa harian : 05.30 WIB
- Jumat pertama : 17.30 WIB
- Minggu : 06.00, 08.30, 16.30, 19.00 WIB
Photos by: Silverius Irwan, Danniel Parogi Tambunan |
sumber | Silverius Irwan. 2015. Gereja Katedral Santo Yoseph. (Online) hhttp://pontinesia.com/berita/gereja-katedral-santo-yoseph. Diakses : 20 Juni 2015. |