Makam Kesultanan Pontianak |
Lokasi dan Akomodasi
Letak Taman Makam Batu Layang ini berada sekitar 7 km dari pusat kota
Pontianak atau tepatnya 2 km dari lokasi Tugu Khatulistiwa. Lokasi
makam ini berada di kelurahan Batu Layang, Pontianak. Tentunya untuk
menuju lokasi pemakaman ini anda bisa menggunakan beberapa alternatif
kendaraan, baik kendaraan umum ataupun kendaraan pribadi.
Jika anda menggunakan kendaraan pribadi dan belum tahu rute yang
harus di ambil, ambillah start perjalanan anda dari Jalan Tanjung Pura,
dari sini ikuti jalan utama hingga anda menemukan simpang tiga. Lalu
belok kiri menuju Jalan Perintis Kemerdekaan dan menyebrangi sungai
Kapuas.
Jalan lurus, hingga anda memasuki Jalan Sultan Hamid 2 dan
dilanjutkan dengan belok kiri memasuki Jalan Gusti Situt Mahmud dan
Jalan Khatulistiwa, anda akan melewati Tugu Khatulistiwa, tinggal 2 km
lagi dari sini dan anda akan melewati Jalan Mempawah-Pontianak dan belok
ke kiri, sekitar 220 meter belok ke kanan. Sekitar 40 meter anda akan
melihat belokkan pertama ke kanan, ambil jalan situ dan anda sudah bisa
melihat pendopo dari Taman Makam Batu Layang ini.
Jika anda ingin menggunakan angkutan umum, anda bisa menggunakan
angkutan darat maupun melalui sungai Kapuas dengan alat transportasi
air, karena letak Taman Pemakaman yang berada di tepian sungai Kapuas.
Jika anda ingin menikmati perjalanan di atas sungai Kapuas, anda bisa
naik perahu berupa sampan dari pelabuhan kota di Pontianak dengan ongkos
sebesar Rp 10.000,- saja dan bisa langsung mengantar anda ke area Taman
Pemakaman Batu Layang.
Tapi, jika anda ingin menggunakan kendaraan darat, anda bisa naik
angkot dengan jurusan atau rute Sungai Raya yang berwarna kuning. Ketika
anda naik angkot ini, anda harus berhenti di sepanjang Jalan Imam
Bonjol atau awal-awal memasuki Jalan Adi Sucipto, karena anda harus
menyambung angkutan umum berupa bis jurusan BLKI yang akan datang dari
arah Jalan Abdurrahman Saleh.
Ketika anda memasuki Jalan Pontianak-Mempawai lihat sisi kiri jalan
untuk melihat tulisan petunjuk area Taman Makam Batu Layang, berhenti di
tempat itu dan anda bisa melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki.
Ongkos angkot dan bis adalah Rp 2.500,- jadi walaupun agak repot tetapi
ongkos yang anda keluarkan lebih hemat yakni dengan ongkos total Rp
5.000,-. Selanjutnya terserah anda untuk menentukan alat transportasi
yang anda inginkan.
Wisata
Ketika anda tiba di Taman Makam Batu Layang, suasana warna kuning dan
emas sangat mendominasi, baik dari gerbang masuk, pagar pendopo,
dinding bangunan, bahkan warna pemakamannyapun identik dengan warna
kuning dan emas. Hal ini tak lain karena warna kuning dan emas merupakan
ciri khas dari warna kebudayaan melayu yang memang menjadi
karakteristik kesultanan Kadriah.
Selain bernuansa Melayu, Taman Pemakaman ini juga memiliki nuansa
Islami yang kental karena, bisa dilihat dari ukiran-ukiran kayu yang
tampak di nisan maupun di makam yang ada di Taman Makam Batu Layang.
Ukiran-ukiran tersebut bertuliskan ayat-ayat Al-Qur’an. Hal ini cukup
membuktikan bahwa, pada masanya Kesultanan Kadriyah memiliki percampuran
antara budaya Melayu dan Islam atau dengan kata lain budaya arab.
Ketika kita memasuki area pemakaman, kita diharuskan melepas alas
kaki, karena Taman pemakaman ini merupakan tempat yang sangat dijaga
kebersihannya. Selain itu, untuk memasuki Taman Pemakaman Batu Layang,
anda tidak perlu merogoh saku anda, karena tidak dipungutnya biaya
masuk. Sehingga cukup menghemat biaya wisata anda. Keunikan lain dari
pemakaman ini adalah, ada beberapa makam yang tingginya melebihi tinggi
orang dewasa.
Dalam Taman Makam Batu Layang ini, ada tujuh buah makam sultan,
selebihnya merupakan makam dari keluarga sultan seperti Permaisuri dan
keluarga Sultan lainnya. Ketujuh Sultan yang dimakamkan disini
berdasarkan urutan dari sultan pertama hingga ketujuh adalah Sultan
Syarif Abdurrahman Al-Kadri selaku pendiri Kesultanan Kadriah, Sultan
Sayid Kasim Al-Kadri, Sultan Syarif Oesman Al-Kadri, Sultan Syarif Hamid
I, Sultan Syarif Yusuf Al-Kadri, Sultan Syarif Muhammad Al-Kadri dan
terakhir Sultan Syarif Hamid II.
Di antara makam-makam yang ada di sini, makam Sultan Syarif
Abdurahman Al-Kadri lah yang menjadi pusat pemakaman ini, karena
dibuatkan tempat atau ruangan khusus di tengah-tengah bangunan komplek
pemakaman. Ruangan tersebut agak mirip seperti bungker dan ketika kita
akan memasuki ruangan ini, jarak dinding langit-langit cukup rendah
sehingga sewaktu memasuki ruangan ini kita harus membungkuk.
Hal ini bukan tidak ada maknanya, ketika kita membungkuk melambangkan
rasa hormat pada Sultan yang menjadi pendiri dari Kesultanan Kadriah
Pontianak. Ada sebuah cerita yang berkembang di masyarakat sekitar, jika
kita berfoto di dekat makam Sultan, terkadang jika anda beruntung, di
foto itu muncul sosok sang Sultan.
Alasan dari area pemakaman ini dinamakan batu layang adalah, adanya
gundukan batu-batu besar di luar area pemakaman. Batu-batu ini dicat
dengan warna hijau, konon ceritanya, batu ini dulunya berada di seberang
pulau, tetapi berpindah dengan sendirinya ketempat yang sekarang, maka
dari itu dinamai Batu Layang. Di dekat gundukkan batu ini, anda bisa
melihat benda yang di cat dengan warna kuning yang merupakan sebuah
meriam.
Banyak penduduk atau wisatawan lokal yang datang mengunjungi Taman
Pemakaman Batu Layang ini untuk berziarah dan mendoakan para Sultan dan
keluarga. Selain berdoa di area pemakaman, ada juga yang berdoa sembari
beribadah di Surau yang ada di dekat area pemakaman.
Tips
1. Jika anda tergolong penakut, sebaiknya jangan berfoto di dekat batu layang, atau tak perlu tau mitos yang berkembang. Karena, di sekitar sini sering ada cerita mistik, terutama di sekitar Batu Layang.
1. Jika anda tergolong penakut, sebaiknya jangan berfoto di dekat batu layang, atau tak perlu tau mitos yang berkembang. Karena, di sekitar sini sering ada cerita mistik, terutama di sekitar Batu Layang.
2. Sebaiknya gunakan angkutan air berupa sampan jika anda tidak ingin
repot, karena anda tidak perlu berjalan untuk menuju area Taman
Pemakaman.
3. Bagi anda yang muslim, cukup mendoakan saja. Jangan sampai
mengikuti perbuatan musyrik jika anda melihat beberapa orang yang
berlaki demikian.
4. Datanglah pada hari-hari besar Islam, karena pada saat itu biasanya Makam Batu Layang, ramai dikunjungi.
Bagi anda pecinta sejarah dan kebudayaan, terutama kerajaan-kerajaan
melayu, Taman Makam Batu Layang ini bisa menjadi sumber pengetahuan
anda. Karena, jika anda memang ingin berniat mengetahui cerita tentang
Sultan, anda bisa bertanya pada juru kunci makam.
Jadi, anda bisa menelusuri kisahnya serta mendapatkan pengalaman
baru. Selain itu, anda bisa menikmati keindahan sungai Kapuas karena
letak Taman Pemakaman yang ada di tepian sungai Kapuas dan selamat
berwisata ke tempat yang menjadi cikal bakal kota Pontianak ini.
sumber | NN. 2014. Taman Makam Batu Layang. (Online) http://jalan2.com/city/pontianak/taman-makam-batu-layang/. Diakses : 20 Juni 2015. |