Rumah Adat Melayu Kalimantan Barat (Kalbar) ini terletak Komplek Perkampungan Budaya, Jalan Sutan Syahrir Kota Pontianak. Secara historis, pembangunan Rumah Adat Melayu ini dimulai dengan penancapan tiang pertama pada tanggal 17 Mei 2003 hingga selesai dibangun pada tahun 2005. Selanjutnya, pada tanggal 9 November 2005 Rumah Adat Melayu Kalbar diresmikan oleh Wakil Presiden RI Jusuf Kalla. Sejak diresmikan, bangunan berdiri diatas lahan seluas 1,4 Hektar ini menjadi pusat/tempat diselenggarakannya berbagai kegiatan, resepsi pernikahan maupun salah satu destinasi kunjungan wisatawan lokal maupun mancanegara. Hakikat rumah/ruang balai adalah tempat melakukan kegiatan bermasyarakat dan kegiatan sosial, termasuk tempat mengadakan musyawarah dan sebagainya. Ungkapan diatas memberi petunjuk, bahwa rumah/ruang balai melambangkan falsafah hidup gotong royong, senasib sepenanggungan dan kesetiakawanan sosial pada masyarakat Melayu, "Adat dijunjung, budaya disanjung". Rumah Adat Melayu juga berfungsi sebagai tempat musyawarah Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) yang berperan dalam menyelenggarakan berbagi event budaya Melayu di Kalbar, satu diantaranya adalah Festival Seni Budaya Melayu.
Seni arsitektur dan tipologi rumah tradisional Melayu adalah rumah panggung atau berkolong, dan memiliki tiang-tiang tinggi. Hal ini sesuai dengan iklim setempat serta kebiasaan yang sudah turun menurun. Tinggi tiang penyangga rumah sekitar dua sampai dengan dua setengah meter. Suasana didalam ruangan sejuk dan segar karena banyak memiliki jendela serta lubang angin (ventilasi). Berdasarkan bentuk atapnya, Rumah Adat Melayu Kalbar memiliki bentuk atap lipat kajang (rumah dengan atap curam) yang berbentuk segitiga dengan tinggi kira-kira 30 derajat, memiliki fungsi untuk menyaring udara panas agar tidak terperangkap di dalam ruangan rumah tersebut. Posisi bangunan ini tegak lurus menghadap jalan raya yang disebut dengan Rumah Perabung Melintang.Selain itu di bagian bawah terdapat kolong yang cukup tinggi. Khusus untuk ornamen bangunan ini merupakan perpaduan dari ornamen-ornamen dari keraton-keraton yang ada di Kalimantan Barat. Keindahan kawasan Rumah Adat Melayu semakin elok dengan adanya taman yang dihiasi dengan bunga yang tertata rapi. Tak sebatas itu saja, bangunan ini dihiasi dengan adanya air mancur yang indah dan bersih.
Must To Do
Selain eksotisme arsitektur dan ornamen khas Rumah Adat Melayu Kalbar
yang menarik untuk diabadikan, pesona kuliner khas Melayu juga dapat
dinikmati pengunjung di kawasan ini. Di bagian bawah bangunan ini,
tersedia Restoran yang menyediakan menu kuliner Khas Melayu
Pontianak. Sesuai dengan konsepnya, resto ini juga didekorasi sedemikian
rupa sehingga corak melayu tampak begitu kental. Kurang lebih 50 jenis
masakan tersedia di resto ini. Menu spesialnya ada ikan asam pedas, ikan
bakar, boto ikan tenggiri, pepes ikan kemangi. Sedangkan khas nusantara
ada cah pakis, ayam bakar pandan, opor ayam kampung dan sambal petai
ikan asin. Selain itu juga ada umbut kelapa, rebung, botok, lecak, pajri
nanas. Cencalok, tempoyak, satur keladi, sayur asam. Kalau untuk minuman
juga tersedia air rujak, air serbat dan jika dicampurkan dengan susu
akan berubah sebutannya menjadi jadi strup. Hidangan resto ini memang
dikenal dengan masakan khas melayu dan nusantara sejak 20 tahun yang
lalu.Setiap harinya, menu makanan divariasikan agar fleksibel namun
tetap memberikan sensasi khas Melayu Pontianak. Just try the typical cuisine of Malay Pontianak!
sumber | Pontinesia. 2015. Rumah Melayu. (Online) http://pontinesia.com/index.php?destinasi&id=melayu. Diakses : 20 Juni 2015. |